“Ben Graham taught me 45 years ago that in investing it is not necessary to do extraordinary things to get extraordinary results.”
-Warren Buffett-
***
Bagi kebanyakan orang, investasi adalah suatu proses yang njelimet dan penuh dengan aspek teknikal yang jauh dari jangkauan manusia pada umumnya. Apalagi ketika ditambah dengan bumbu technical analysis berupa gambar-gambar grafik berwarna-warni yang memenuhi layar komputer seorang trader atau bumbu financial model tingkat lanjut dengan segala macam formula excel berikut program VBA yang memenuhi spreadsheet seorang equity analyst. Hal-hal ini membentuk suatu persepsi yang kental mengenai proses investasi, yaitu rumit dan kompleks.
Sebagai gambaran lain terkait proses investasi, mari kita ambil contoh Warren Buffett. Sepanjang karir investasinya hingga saat ini, beliau sama sekali tidak pernah memiliki akses aplikasi technical analysis ataupun menggunakan excel spreadsheet dengan berbagai formula dan bahasa pemograman tingkat tinggi. Bahkan hingga hari ini, ketika banyak investment manager yang dipersenjatai dengan akses data yang sangat cepat, Warren Buffett masih tetap bertahan dengan gaya baheula-nya. Bahkan telepon genggamnya hingga hari ini masih berupa flip phone yang jauh dari kategori smart phone.
Lantas dengan semua “keterbatasan” tersebut, apakah kinerja investasi Warren Buffett menurun relatif terhadap para investment manager yang memiliki akses data berteknologi tinggi plus pasukan analis bertitel MBA, PhD & CFA ? I would say, hardly….
Bahkan yang lebih gila lagi, Warren Buffett menjamin kepada para pemilik bisnis yang ingin menjual bisnisnya kepada Berkshire Hathaway dan memenuhi kriteria-kriteria yang disyaratkan maka Warren Buffett akan memberi jawaban dalam waktu yang sangat singkat, biasanya sekitar 5 menit. Anda bisa lihat ditautan berikut ini: http://www.berkshirehathaway.com/2000ar/acq.html
Nah, sekarang kebayang ga sih ? Dengan usianya yang jika di Indonesia masuk kategori pensiunan, tanpa bantuan teknologi, pasukan analis atau M&A advisor, namun masih percaya diri untuk memberikan jawaban kepada potential seller hanya dalam waktu 5 menit atas tawaran akuisisi yang diterima ? Silahkan bandingkan dengan proses investasi lainnya, baik itu oleh investment managers maupun corporate M&A unit. Bahkan sudah menjadi rahasia umum bahwa Warren Buffett tidak pernah melibatkan investment bankers dalam setiap transaksi akuisisi yang dilakukannya.
So, buat saya pribadi, kompleksitas dalam proses investasi bukan jaminan dapat menghasilkan kinerja investasi yang memuaskan. Namun bukan berarti kita menyederhanakan dan meremehkan analisa atas suatu investasi. Justru seharusnya kita menggunakan pendekatan yang sama baik ketika akan mendirikan bisnis, membeli bisnis dari orang lain atau sekedar membeli 1 lot saham suatu perusahaan terbuka di bursa. Kata kuncinya adalah fokus pada investasi yang anda ketahui (atau mudah dipelajari) model bisnisnya (bahasa kerennya, circle of competence) dan hindari investasi pada hal-hal yang anda sendiri tidak dapat menjelaskannya kepada orang lain dengan bahasa yang sederhana atau yang melibatkan proyeksi-proyeksi jangka panjang yang penuh dengan ketidakpastian.
Bagaimana dengan anda ?
~cheers~