Belajar Dari Sejarah

Hehehehehe…. Sekali-kali pake judul yang bombastis gapapa ya.

Tapi dalam postingan kali ini saya memang ingin sedikit melihat kebelakang, untuk melihat tingkat imbal hasil yang telah dihasilkan oleh dua perusahaan besar dari sisi kapitalisasi pasar di Indonesia. Kedua perusahaan tersebut adalah Bank Central Asia (BBCA) dan Unilever Indonesia (UNVR).

imbal hasil 2007 2017
Perbandingan Imbal Hasil IHSG, UNVR & BBCA : Mei 2007 – Mei 2017

Oh iya, sebagai informasi, BBCA merupakan investment holding terbesar dari milyarder Indonesia, keluarga Hartono. Sebagai akibat dari krisis keuangan tahun 1997/1998, BBCA yang hampir bangkrut diambil alih oleh BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional). Mulai dari tahun 2000, BPPN melakukan divestasi bertahap atas kepemilikannya di BBCA. Pertama sekali, BPPN melakukan divestasi melalui mekanisme IPO pada tahun 2000 dengan menjual 22.55% porsi kepemilikannya ke publik. Kemudian selanjutnya disusul dengan penjualan sebesar 10.00% porsi kepemilikannya ke publik pada tahun 2001. Divestasi BPPN pada BBCA selesai pada tahun 2002 setelah menjual seluruh sisa kepemilikannya di BBCA kepada konsorsium investor (FarIndo Investments) yang didukung oleh Farallon Capital dan keluarga Hartono melalui mekanisme strategic private placement tender. Pada akhirnya, pada tahun 2006 Farallon Capital menjual seluruh kepemilikan mereka di FarIndo Investments kepada keluarga Hartono. Hingga saat ini (4 Mei 2017), keluarga Hartono memiliki BBCA dengan porsi sebesar 54.94% melalui kenderaan investasi PT. Dwimuria Investama Andalan. Media Forbes & Bloomberg menyatakan bahwa kontribusi terbesar bagi aset keluarga Hartono adalah dari kepemilikan di BBCA.

Selanjutnya tentang UNVR, perusahaan hingga saat ini secara mayoritas masih dimiliki oleh induk perusahaannya Unilever NV/Plc melalui kenderaan investasi Unilever Indonesia Holding BV dengan kepemilikan sebesar 85.00%. Dan sebagaimana sudah diketahui bersama, induk perusahaan Unilever NV/Plc pada awal tahun 2017 menolak tawaran untuk diakusisi oleh Kraft Heinz yang digawangi oleh Warren Buffett dan 3G Capital. UNVR sendiri di Indonesia telah beroperasi sejak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia dan melakukan pencatatan di bursa sejak 1982.

imbal hasil 2000 2017
Perbandingan Imbal Hasil IHSG, UNVR & BBCA : Mei 2000 – Mei 2017

Berdasarkan data yang saya peroleh dari bloomberg terminal, imbal hasil yang diberikan oleh kedua perusahaan ini bagi para investor sangat menakjubkan. Dalam 10 tahun terakhir, imbal hasil tahunan BBCA & UNVR masing-masing tercatat sebesar 22.02% & 20.63% sedangkan IHSG hanya mencetak imbal hasil tahunan sebesar 10.65%. Begitu juga jika kita melihat 17 tahun kebelakang, BBCA & UNVR mencatatkan imbal hasil tahunan sebesar 26.19% & 30.93% sedangkan IHSG hanya sebesar 16.08%.

Kebetulan kedua tahun dasar dari 10 dan 17 tahun kebelakang adalah tahun-tahun pasca atau menjelang krisis, yaitu tahun 2000 dan 2007. Dan ini menjelaskan poin penting juga bagi investor ritel untuk bisa fokus melihat potensi pertumbuhan dari suatu perusahaan dan menggunakan kondisi yang buruk untuk mengakumulasi aset-aset yang berkualitas dengan harga yang wajar atau bahkan undervalued.

Investor ritel juga perlu merubah pola pikirnya terhadap saham. Imbal hasil optimal tidak akan pernah diperoleh dari short-term trading, imbal hasil optimal hanya bisa dihasilkan dengan disiplin membeli aset-aset undervalued yang berkualitas dan kemudian memiliki kesabaran untuk melihat investasi tersebut tumbuh seiring berjalannya waktu.

Keluarga Hartono dan para milyarder lainnya tidak menghasilkan kekayaannya dengan short-term trading, mereka menghasilkan kekayaannya dengan mengakuisisi aset yang berkualitas dan memegangnya untuk jangka panjang. Selain itu, mereka juga tidak segan untuk mengkonsentrasikan portofolio investasi mereka pada sekelompok kecil bisnis yang mereka anggap berkualitas, mereka tidak tergoda untuk berlebihan dalam melakukan diversifikasi. Hal-hal inilah yang menjadi senjata bagi investor sukses; business sense yang tajam untuk menilai apakah suatu bisnis berpotensi di masa depan atau tidak, kesabaran untuk menunggu waktu yang tepat untuk melakukan investasi maupun divestasi, keberanian untuk mengambil keputusan yang secara kasat mata terlihat bertentangan dengan pergerakan pasar serta kedisiplinan untuk tidak keluar dari kebijakan investasi yang mereka tetapkan untuk diri mereka.

Semoga postingan kali ini bisa bermanfaat…

~cheers~

 

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s