Salah satu perubahan fundamental dalam pendekatan investasi Warren Buffet adalah peralihan dari investasi pada saham-saham gurem ke saham-saham berkualitas. Perubahan ini salah satunya adalah andil dari sang rekan, Charlie Munger, yang secara perlahan mempengaruhi Warren Buffett. Pada awal karir investasinya, Warren Buffett dikenal fokus membeli perusahaan-perusahaan yang harga sahamnya jauh lebih rendah dari nilai intrinsiknya tanpa memperhatikan prospek jangka panjang dari perusahaan tersebut. Bahkan strategi inilah yang menjadi alasan awal Warren Buffett membeli saham Berkshire Hathaway dan pada akhirnya menjadi pemiliki mayoritas.
Strategi yang diterapkan oleh Warren Buffett pada awal karirnya tersebut dikenal sebagai cigar butt investing. Investor yang menggunakan strategi ini fokus mencari perusahaan-perusahaan yang memiliki harga per saham yang jauh lebih rendah dari nilai aset lancar netto per saham. Sebagai konsekuensinya, perusahaan-perusahaan yang memiliki karakter ini adalah perusahaan-perusahaan yang terus menerus merugi dan cenderung dianggap tidak memiliki potensi di masa depan. Dalam strategi ini, waktu adalah musuh bagi investor karena kas perusahaan akan terus tergerus karena kerugian yang dialami.
Lantas, ketika Warren Buffett memutuskan untuk merubah strategi investasinya, apa kriteria yang dia gunakan untuk menilai apakah suatu perusahaan adalah perusahaan berkualitas atau tidak ?
Nah, berikut ini adalah daftar pertanyaan yang dapat digunakan untuk menilai kualitas suatu perusahaan:
- Apakah perusahaan memiliki produk/jasa dengan potensi pasar yang cukup besar untuk menghasilkan pertumbuhan penjualan yang signifikan setidaknya dalam beberapa tahun ke depan ?
- Apakah manajemen memiliki determinasi untuk selalu mengembangkan produk atau proses yang dapat meningkatkan penjualan ketika potensi pertumbuhan dari lini produk yang dimiliki saat ini telah dieksploitasi maksimal ?
- Bagaimana efektifitas unit riset dan pengembangan perusahaan jika dibandingkan dengan ukuran perusahaan ?
- Apakah perusahaan memiliki organisasi penjualan (sales organization) yang memiliki kualitas di atas rata-rata ?
- Apakah perusahaan memiliki marjin laba bersih yang menarik ?
- Apa yang dilakukan perusahaan untuk menjaga atau memperbaiki marjin laba bersihnya ?
- Apakah perusahaan memiliki hubungan ketenagakerjaan yang luar biasa dengan buruh dan pegawai ?
- Apakah tim manajemen dan tim eksekutif perusahaan memiliki hubungan yang baik satu sama lain ?
- Apakah perusahaan memiliki kedalaman manajemen dalam arti manajemen perusahaan tidak hanya tergantung pada satu orang ?
- Sebaik apa analisa biaya serta kontrol keuangan yang dimiliki perusahaan ?
- Apakah ada aspek khusus terkait bisnis perusahaan yang dapat memberi sinyal mengenai seberapa kuat posisi perusahaan dibandingkan dengan kompetitornya ?
- Apakah perusahaan bertindak untuk keuntungan jangka panjang atau hanya keuntungan jangka pendek ?
- Apakah perusahaan membutuhkan pendanaan modal yang besar melalui penerbitan saham baru untuk menghasilkan pertumbuhan, yang mengakibatkan potensi keuntungan dari pertumbuhan tersebut menjadi tidak berarti bagi pemegang saham saat ini karena efek dilusi ?
- Apakah manajemen perusahaan bersikap terbuka dengan para investor ketika kinerja perusahaan dalam kondisi baik dan kemudian menjadi tertutup ketika kinerja perusahaan memburuk ?
- Apakah manajemen perusahaan memiliki integritas yang tinggi ?
Daftar pertanyaan di atas merupakan hal-hal yang sangat fundamental untuk dipelajari oleh setiap investor yang akan menginvestasikan dananya pada saham suatu perusahaan. Penjelasan lebih lanjut mengenai pertanyaan-pertanyaan ini dapat ditemukan dalam buku “Common Stocks & Uncommon Profits” yang ditulis oleh salah satu legenda dunia investasi Philip A. Fisher. Buku ini juga merupakan salah satu buku yang direkomendasikan oleh Warren Buffett untuk dipelajari oleh para investor.
Menjadi investor pada dasarnya tidak membutuhkan kejeniusan seperti layaknya Albert Einstein atau Isaac Newton. Bahkan menjadi suatu ironi, karena Isaac Newton pernah mengalami kerugian finansial karena investasinya pada perusahaan Inggris, South Sea Company. Yang dibutuhkan oleh investor hanyalah kemampuan untuk bertindak logis berdasarkan data-data faktual yang diperoleh tanpa menghiraukan opini publik.
Sebagai penutup, saya kutip pernyataan dari Warren Buffett:
“It’s far better to buy a wonderful company at a fair price than a fair company at a wonderful price.“
~cheers~