Beli Murah, Jual Mahal

Hal paling mendasar dalam value investing adalah value. Ketika Anda memutuskan menjadi value investor maka artinya Anda mendasarkan keputusan investasi Anda pada estimasi nilai intrinsik saham yang dihitung dengan seteliti dan seakurat mungkin berdasarkan seluruh informasi yang tersedia. Tujuan dari seorang value investor adalah membeli suatu saham dengan harga yang jauh di bawah nilai intrinsiknya berdasarkan kalkulasi yang teliti dan akurat.

Investasi di Good Corporate Governance 

Secara sederhana, GCG adalah suatu mekanisme, proses dan hubungan antar para pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan (stakeholders) yang disusun dan dijadikan landasan dalam pengelolaan perusahaan. Tujuan GCG adalah untuk menyelaraskan kepentingan manajemen perusahaan, para pemegang saham serta para pemangku kepentingan lainnya terhadap perusahaan sehingga perusahaan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh pemangku kepentingan.

Apakah Pasar Saham Selalu Efisien ?

Mengutip joke yang disampaikan Howard Marks tentang seorang profesor keuangan yang sangat meyakini teori efisiensi pasar ketika berjalan bersama salah satu mahasiswanya.  "Bukankah itu selembar uang seratus ribu rupiah yang tergeletak di sana ?" sang mahasiswa bertanya. "Bukan, ga mungkin itu uang seratus ribu rupiah," jawab sang profesor. "Kalau benar itu uang seratus ribu rupiah, orang lain pasti sudah terlebih dahulu mengambilnya." Sang profesor pun berlalu mengabaikan uang tersebut dan sang mahasiswa mengambil uang tersebut dan membeli pulsa untuk handphonenya. 

Second-Level Thinking dalam Investasi

Untuk dapat menghasilkan imbal hasil yang lebih baik dari indeks dan investor lainnya maka anda tidak dapat menggunakan pola pikir yang sama dengan yang digunakan oleh konsensus atau investor lainnya. Anda harus memiliki pola pikir dan analisa yang berbeda dari konsensus/investor lainnya. Tidak cukup hanya berbeda, hasil dari pola pikir dan analisa anda juga harus lebih akurat dari konsensus.

Nilai Intrinsik Perusahaan

Bagi sebagian kita, mempelajari metode valuasi perusahaan mungkin dianggap terlalu njelimet dan tidak relevan bagi investor ritel. Namun bagi saya pribadi, mengetahui nilai intriksi suatu perusahaan merupakan hal yang wajib dilakukan. 

Korupsi Korporasi – Sebuah Pelajaran

Tidak dapat dipungkiri bahwa tindakan kecurangan yang dilakukan baik oleh pihak manajemen maupun pemegang saham mayoritas terhadap pemegang saham minoritas atau publik dapat terjadi dengan berbagai macam metode, namun hal ini justru seharusnya menjadikan investor ritel lebih waspada dan skeptis dalam proses investasinya. Selalu camkan bahwa tidak ada seorangpun yang memaksa kita untuk membeli atau menjual suatu saham di bursa, dan karenanya seluruh risiko yang terkait keputusan untuk membeli atau menjual suatu saham tentunya juga menjadi tanggung jawab kita sebagai investor.

Menyikapi Risiko Dalam Investasi

Value investing secara mendasar merupakan metode investasi yang berusaha meminimalisir risiko kerugian dengan melakukan investasi ketika harga yang ditawarkan dari sebuah aset jauh lebih rendah dari nilai intrinsiknya. Hal ini merupakan bentuk pengakuan dari seorang value investor bahwa dia tidak memiliki kemampuan untuk memprediksi masa depan dan bahwa banyak hal yang mungkin terluput atau tidak dia ketahui tentang suatu saham.

Beli Saham di Harga Berapa ?

Perlu kita pahami bahwa memilih perusahaan/bisnis yang akan menjadi kenderaan investasi hanyalah satu bagian dari 2 bagian proses investasi. Satu bagian yang lain adalah menentukan diharga berapa kita akan membeli perusahaan atau bisnis tersebut. Kedua proses ini; memilih perusahaan/bisnis dan menentukan harga belinya, adalah satu kesatuan proses yang tidak boleh diabaikan oleh seorang investor yang ingin bertindak logis.

Buat Bisnis vs Beli Bisnis

Bagi sebagian orang, menjadi pengusaha berarti membangun sebuah bisnis benar-benar dari tidak ada. Baik dengan menciptakan suatu produk atau jasa lantas kemudian menjualnya atau dengan menjadi pedagang/makelar yang menghubungkan antara produsen dengan konsumen. Jarang sekali saya mendengar bahwa menjadi pengusaha juga bisa berarti membeli bagian kepemilikan dalam suatu bisnis yang telah mapan seperti halnya investasi pada saham perusahaan-perusahaan publik.

Belajar Dari Sejarah

Para milyarder tidak menghasilkan kekayaannya dengan short-term trading, mereka menghasilkan kekayaannya dengan mengakuisisi aset yang berkualitas dan memegangnya untuk jangka panjang. Selain itu, mereka juga tidak segan untuk mengkonsentrasikan portofolio investasi mereka pada sekelompok kecil bisnis yang mereka anggap berkualitas, mereka tidak tergoda untuk berlebihan dalam melakukan diversifikasi. Hal-hal inilah yang menjadi senjata bagi investor sukses; business sense yang tajam untuk menilai apakah suatu bisnis berpotensi di masa depan atau tidak, kesabaran untuk menunggu waktu yang tepat untuk melakukan investasi maupun divestasi, keberanian untuk mengambil keputusan yang secara kasat mata terlihat bertentangan dengan pergerakan pasar serta kedisiplinan untuk tidak keluar dari kebijakan investasi yang mereka tetapkan untuk diri mereka.